RAGAM BAHASA
INDONESIA
> Bahasa merupakan suatu system dari lambang bunyi. Selain itu bahasa bisa diartikan sebagai alat yang digunakan untuk berkomunikasi / berinteraksi sesamanya, baik secara lisan / tulis, maupun langsung / tidak langsung.
Dari pembahasan Ragam Bahasa terdapat 2 bahasan yaitu:
1. Sifat-Sifat Ragam Bahasa Ilmu
2. Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia
Ragam Bahasa Indonesia terdiri dari 5 macam yaitu:
1. Tempat
- Dialek Jakarta
- Dialek Manado
- Dialek-dialek daerah yang lainnya
- Dialek Manado
- Dialek-dialek daerah yang lainnya
2. Penutur
- Golongan Cendikia
- Golongan bukan Cendikia
- Golongan bukan Cendikia
3. Sarana
- Ragam Lisan
- Ragam Tulisan
- Ragam Tulisan
4. Bidang Penggunaan
- Ragam Ilmu
- Ragam Surat Kabar
- Ragam lainnya
- Ragam Surat Kabar
- Ragam lainnya
5. Suasana Penggunaan
- Ragam Resmi
- Ragam Santai
Sifat Ragam Bahasa ilmu:
1. Baku
Ragam bahasa ilmu harus mengikuti kaidah-kaidah
bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan
ejaan yang baku, yakni EYD, dan dalam ragam lisan
menggunakan ucapan yang baku, menggunakan kata-
kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah
dibakukan. Contoh:
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli, dan
lain sebagainya, maka proyek pembangunan sarana
telekomunikasi di Indonesia bagian timur kita terpaksa
serahkan kepada pengusaha asing. (tidak baku)
Perbaikan:
Karena kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain, maka
proyek pembangunan sarana telekomunikasi di Indonesia
timur terpaksa kita serahkan kepada pengusaha asing.
(baku)
Ragam bahasa ilmu harus mengikuti kaidah-kaidah
bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan
ejaan yang baku, yakni EYD, dan dalam ragam lisan
menggunakan ucapan yang baku, menggunakan kata-
kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah
dibakukan. Contoh:
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli, dan
lain sebagainya, maka proyek pembangunan sarana
telekomunikasi di Indonesia bagian timur kita terpaksa
serahkan kepada pengusaha asing. (tidak baku)
Perbaikan:
Karena kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain, maka
proyek pembangunan sarana telekomunikasi di Indonesia
timur terpaksa kita serahkan kepada pengusaha asing.
(baku)
2. Konotatif
Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah
bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna ganda. Contoh:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum
memperoleh penerangan yang memadai. (tidak lugas)
Maksud kalimat di atas tidak jelas karena kata
penerangan mengandung makna ganda, yaitu informasi atau listrik.
Perbaikan:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum
memperoleh informasi yang memadai.
Atau:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum
memperoleh listrik yang memadai.
Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah
bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna ganda. Contoh:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum
memperoleh penerangan yang memadai. (tidak lugas)
Maksud kalimat di atas tidak jelas karena kata
penerangan mengandung makna ganda, yaitu informasi atau listrik.
Perbaikan:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum
memperoleh informasi yang memadai.
Atau:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum
memperoleh listrik yang memadai.
3. Berkomunikasi dengan pikiran daripada perasaan
Ragam bahasa ilmu lebih bersifat tenang, jelas, tidak
berlebih-lebihan atau hemat, dan tidak emosional.
Contoh:
Sebaiknya letak kampus tidak dekat dengan pasar,
stasiun, terminal, atau tempat-tempat ramai lain-
lainnya, sebab jika dekat dengan tempat-tempat
ramai seperti itu kegiatan belajar akan mengalami
gangguan. (tidak efisien)
Perbaikan:
Sebaiknya letak kampus tidak berdekatan dengan
tempat-tempat yang ramai supaya kegiatan belajar
tidak terganggu. (efisien)
4. Kohesif
Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur,
baik dalam kalimat maupun dalam alinea, dan juga
hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang
lainnya bersifat padu maka digunakan alat-alat
penghubung, seperti kata-kata penunjuk, dan kata-
kata penghubung.
Ragam bahasa ilmu lebih bersifat tenang, jelas, tidak
berlebih-lebihan atau hemat, dan tidak emosional.
Contoh:
Sebaiknya letak kampus tidak dekat dengan pasar,
stasiun, terminal, atau tempat-tempat ramai lain-
lainnya, sebab jika dekat dengan tempat-tempat
ramai seperti itu kegiatan belajar akan mengalami
gangguan. (tidak efisien)
Perbaikan:
Sebaiknya letak kampus tidak berdekatan dengan
tempat-tempat yang ramai supaya kegiatan belajar
tidak terganggu. (efisien)
4. Kohesif
Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur,
baik dalam kalimat maupun dalam alinea, dan juga
hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang
lainnya bersifat padu maka digunakan alat-alat
penghubung, seperti kata-kata penunjuk, dan kata-
kata penghubung.
5. Koheren
Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea
mendukung satu makna atau ide pokok.
6. Mengutamakan kalimat pasif
Contoh:
Penulis melakukan penelitian ini di laboratorium.
Perbaikan:
Penelitian ini dilakukan di laboratorium.
7. Konsisten
Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam
penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan juga penggunaan kata ganti diri.
8. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
Contoh:
Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi juga
akan menguap. (tidak logis)
Perbaikan:
Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi bensin
itu akan menguap.
9. Efektif
Ide yang diungkapkan sesuai dengan ide yang
dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh penulis,
maupun oleh penyimak atau pembaca.
10.Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
Contoh:
Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang yang
cukup dalam.
Perbaikan:
Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang dengan
kedalaman satu meter.
Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea
mendukung satu makna atau ide pokok.
6. Mengutamakan kalimat pasif
Contoh:
Penulis melakukan penelitian ini di laboratorium.
Perbaikan:
Penelitian ini dilakukan di laboratorium.
7. Konsisten
Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam
penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan juga penggunaan kata ganti diri.
8. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
Contoh:
Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi juga
akan menguap. (tidak logis)
Perbaikan:
Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi bensin
itu akan menguap.
9. Efektif
Ide yang diungkapkan sesuai dengan ide yang
dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh penulis,
maupun oleh penyimak atau pembaca.
10.Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
Contoh:
Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang yang
cukup dalam.
Perbaikan:
Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang dengan
kedalaman satu meter.
Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia
Dalam pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa
Indonesia ragam ilmiah, sering dijumpai penyimpangan
dari kaidah yang berlaku sehingga mempengaruhi
kejelasan pesan yang disampaikan.
Penyimpangan/kesalahan umum dalam berbahasa
Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Dalam pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa
Indonesia ragam ilmiah, sering dijumpai penyimpangan
dari kaidah yang berlaku sehingga mempengaruhi
kejelasan pesan yang disampaikan.
Penyimpangan/kesalahan umum dalam berbahasa
Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Hiperkorek adalah kesalahan berbahasa karena
“membetulkan” bentuk yang sudah benar sehingga
menjadi salah.
Contoh:
- utang (betul) menjadi hutang (hiperkorek)
- insaf (betul) menjadi insyaf (hiperkorek)
- pihak (betul) menjadi fihak (hiperkorek)
- jadwal (betul) menjadi jadual (hiperkorek)
- asas (betul) menjadi azas (hiperkorek)
2. Pleonasme
Pleonasme adalah kesalahan berbahasa karena
kelebihan dalam pemakaian kata yang sebenarnya
tidak diperlukan.
Pleonasme ada tiga macam
a. Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata
- zaman dahulu (benar)
- dahulu kala (benar)
- zaman dahulu kala (pleonasme)
b. Bentuk jamak dinyatakan dua kali
- ibu-ibu (benar)
- para ibu (benar)
- para ibu-ibu (pleonasme)
- tolong-menolong (benar)
- saling menolong (benar)
- saling tolong-menolong (pleonasme)
c. Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena pernyataannya sudah cukup jelas
Contoh:
- maju ke depan
- kambuh kembali
3. Kontaminasi
Istilah kontaminasi dipungut dari bahasa Inggris
contamination (pencemaran). Dalam ilmu bahasa, kata
itu diterjemahkan dengan ‘kerancuan’. Rancu artinya
‘kacau’ dan kerancuan artinya ‘kekacauan’.
Yang dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa yang
tidak tepat, seperti morfem dan kata.
Morfem-morfem yang salah disusun menimbulkan kata
yang salah bentuk.
Kata yang salah disusun menimbulkan frase yang kacau
atau kalimat yang kacau. Kontaminasi terjadi karena salah nalar, penggabungan dua hal yang berbeda sehingga menjadi suatu hal yang tumpang tindih. Contoh kontaminasi imbuhan:
(meng+kesamping+kan) → mengesampingkan (benar)
(men+samping+kan) → menyampingkan (benar)
↓
mengenyampingkan
(kontaminasi)
Contoh kontaminasi frase:
- Kadang-kadang (benar)
- Ada kala(nya) (benar)
- Kadang kala (kontaminasi)
- Berulang-ulang (benar)
- Berkali-kali (benar)
- Berulang kali (kontaminasi)
Contoh kontaminasi kalimat:
- Rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat.(benar)
- Dalam rapat itu, hadir para pejabat setempat.(benar)
- Dalam rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat.
(kontaminasi)
- Anak-anak dilarang merokok.(benar)
- Anak-anak tidak boleh merokok.(benar)
- Anak-anak dilarang tidak boleh merokok.(kontaminasi)
4. Perombakan Bentuk Pasif
Perombakan bentuk pasif ada tiga:
a. Pemakaian awalan di- untuk bentuk pasif yang
seharusnya tidak berawalan di-
Contoh:
Buku itu dibaca oleh saya.(tidak baku)
Buku itu saya baca.(baku)
Buku itu dibaca oleh kamu.(tidak baku)
Buku itu kamu baca.(baku)
b. Penghilangan awalan di- untuk bentuk pasif yang
seharusnya menggunakan awalan di-
Contoh:
Buku itu dibaca oleh mereka.(baku)
Buku itu mereka baca.(tidak baku)
Buku itu dibaca oleh Amin.(baku)
Buku itu Amin baca.(tidak baku)
c. Penyisipan kata di antara dua kata dari sebuah frase
terikat
Contoh:
Buku itu saya akan baca.(tidak baku)
Buku itu akan saya baca.(baku)
Masalah itu kami sudah bahas kemarin.(tidak baku)
Masalah itu sudah kami bahas kemarin.(baku)
5. Kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan
pemakaian/penghilangan kata tugas
Kesalahan pemakaian kata tugas dalam berbahasa
Indonesia ada tiga macam:
a. Ketidaktepatan kata tugas yang digunakan
Contoh:
Hasil daripada penelitian itu sangat memuaskan.
(tidak tepat)
Hasil penelitian itu sangat memuaskan.(baku)
b. Pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan
Contoh:
Kepada mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan
mengikuti kuliah. (tidak baku)
Mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan
mengikuti kuliah. (baku)
c. Penghilangan kata tugas yang diperlukan
Contoh:
Dia bekerja sesuai peraturan yang berlaku.
(tidak baku)
Dia bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku
(baku)
6. Pengaruh bahasa daerah
Pengaruh bahasa daerah yang menimbulkan
kesalahan dalam berbahasa Indonesia ada dua
macam.
a. Pengaruh dalam pembentukan kata, yaitu
pemakaian awalan ke- (yang seharusnya awalan
ter- ) dan penghilangan imbuhan.
Contoh pemakaian awalan ke- :
ketabrak, kepukul (tidak baku)
tertabrak, terpukul (baku)
Contoh penghilangan imbuhan:
Hasil penelitiannya beda dengan hasil penelitian
saya.(tidak baku)
Hasil penelitiannya berbeda dengan hasil penelitian
saya.(baku)
Pegawai itu dipindah ke luar kota.(tidak baku)
Pegawai itu dipindahkan ke luar kota.(baku)
b. Pengaruh dalam susunan kalimat, penggunaan
akhiran –nya
Contoh:
Rumahnya Pak Ahmad sangat besar.(tidak baku)
Rumah Pak Ahmad sangat besar.(baku)
7.Pengaruh bahasa asing
Pengaruh bahasa asing yang menimbulkan kesalahan
dalam berbahasa Indonesia ialah pemakaian kata
tugas (kata ganti penghubung) seperti: yang mana,
dimana, kepada siapa.
Contoh:
Baju yang mana baru saya beli, telah sobek.
(tidak baku)
Baju yang baru saya beli, telah sobek. (baku)
Bandung dimana saya dilahirkan sekarang sangat panas.
(tidak baku)
Bandung tempat saya dilahirkan sekarang sangat panas.
(baku)
Orang kepada siapa ia berlindung, kemarin meninggal
dunia.(tidak baku)
Orang tempat ia berlindung, kemarin meninggal
dunia.(baku)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar